Rabu, 05 November 2008

Hati-hati kepleset oli palsu

Di pasaran banyak sekali merek dan jenis oli untuk kendaraan bermotor. Banyaknya pilihan ini kadang membuat bingung pemilik kendaraan bermotor. Lantas, oli yang bagaimana yang cocok untuk kendaraan kesayangan. Apalagi, sekarang di pasaran banyak pula pemalsuan. Sehingga pemilik kendaraan wajib paham oli mana yang cocok untuk kendaraannya. Supaya kendaraan bisa panjang umur dan kesehatan mesinnya tetap terjaga.



Oli di mesin kendaraan ibaratnya darah dalam tubuh manusia. Kalau darah dalam tubuh kita tidak bagus, badan jadi loyo. Begitupula jika oli di mesin kendaran kita jelek, tenaganya lemah tidak berdaya. Bahkan, yang fatal bisa saja kendaraan kita tiba-tiba mogok, dan tragisnya mesin pun bisa rontok.

Sepertinya, untuk urusan memilah dan memilih oli ini, kita perlu mengunduh ilmu dari Tjahja Tandjung seorang marketing dan business development manager Toda Oil (pusat oli terlengkap di
Jakarta).


Menurut Tjahja, kita perlu cermat memilih oli yang pas buat kendaraan. Soalnya fungsi dan kerja oli cukup berat. Pelumas atau oli yang baik akan bekerja efektif sesuai fungsinya. Ia akan memperpanjang umur mesin dan mesin juga menjadi lebih awet. Oli berperan melindungi mesin atau pelumas dari gesekan antar komponen dalam waktu yang lama supaya tidak cepat aus.Tak hanya berfungsi sebagai pelumas saja, oli berperan sebagai pendingin mesin dan pembersih mesin. Dengan beban kerja yang begitu berat, maka penggantian oli harus dilakukan teratur dan kontinyu.


Beberapa kendaaraan jenis tertentu, misalnya sedan-sedan mutakhir sudah ada lampu indikator yang menunjukkan kalau oli mesin harus segera diganti. Kalau tidak ada lampu indikator bisa mengikuti buku petunjuk pemilik kendaraan. Atau kita mengikuti catatan kilometer untuk penggantian oli yang dikeluarkan oleh bengkel kepercayaan anda.


Memilih oli impor atau lokal


& nbsp; &n bsp; Menurut Tjahja yang sudah puluhan tahun mengeluti perolian ini, memilih oli alias pelicin mesin kendaraan, kerap membuat bingung juga. “Dahulu bingung karena pilihannya sangat sedikit. Sekarang malah bingung karena pilihannya yang banyak dan beragam. Belum lagi butuh kehati-hatian dan kecermatan karena banyak juga oli palsu yang beredar di pasaran,”ujarnya.


Semenjak tahun 2001 setelah dihapuskannya Keppres No.21/2001 tentang hak monopoli Pertamina, di pasaran saat ini, ada bermacam-macam merek oli. Ada yang merek impor ada pula yang merek lokal. Merek impor saja, masih dibagi lagi. Ada yang memang asli impor, tetapi ada yang hanya memakai mereknya saja tetapi pembuatannya sudah dilakukan di sini. Siapa saja boleh menjual produk olinya asal telah mendapat Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut Tjahja, oli yang beredar di pasaran Jakarta saja ada 200an lebih merek oli. Bagaimana tidak bingung memilihnya?


& nbsp; &n bsp; Misalkan kita mempersempit pilihan kita dengan memilih merek oli impor atau lokal. Lantas, bagus mana oli merek impor atau yang lokal? Menurut pendapat Tjahja, sebenarnya hampir semua merek oli yang lulus uji standar bagus. Bahkan, untuk awam agak sulit membedakannya antara keunggulan oli merek impor dan merek lokal. Tetapi, buat mereka yang tahu betul tentang oli memang tetap ada perbedaannya. Yakni soal kualitasnya. Oli impor kualitasnya bisa lebih baik. Dapat dilihat dari umur pakai oli. Untuk oli merek impor lamanya jangka waktu pemakaian bisa lebih panjang. Jangka waktu pakai oli bisa 10.000km-15.000km baru ganti.


Oli merek lokal dan oli impor yang dibuat di sini sebenarnya bisa sama persis kualitasnya dengan yang merek asli impor. Tetapi kalau dilihat dari sisi daya beli masyarakat di sini yang masih sensitif dengan harga, maka dilakukanlah terobosan. Misalnya, ada beberapa elemen yang dikurangi pada oli merek impor yang dikerjakan di sini atau oli merek lokal. Seperti zat aditifnya yang dikurangi sedikit. Kualitas oli masih tetap bagus tetapi mungkin berpengaruh pada jangka waktu pemakaian saja. Sehingga oli masih bisa bekerja efektif 5000km-7500km saja. “Ya, harga juga menentukan kualitas. Tetapi oli mahal belum tentu juga pasti bagus, lho” ujar Tjahja.


Untuk mencari oli yang pas, kita perlu kenal betul spesifikasi mobilnya. Tahun berapa diproduksi, mobil itu bekerja berat atau tidak. Dipakai setiap hari atau hanya untuk keperluan tertentu saja. Sebenarnya, jika mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik mobil, urusan memilih oli tidak jadi masalah, kan. Tinggal sesuaikan saja spesifikasi mobil dengan jenis olinya, beres. Buku petunjuk mobil biasanya diberikan ketika kita membeli mobil baru. Jika kebetulan mobil kita bukan mobil baru dan tidak ada buku petunjuknya, gimana? Kita bisa pinjam teman yang mobilnya sama atau tanya bengkel resminya. Dengan mengetahui spesifikasi mobil dan oli apa yang dianjurkan pabrik, kita dapat menghindari pemakaian oli yang mubazir. Memilih oli yang dianjurkan pabrikan saja sudah cukup, sebab jika memaksakan memakai oli yang spesifikasinya sangat bagus malah tidak ekonomis. Meskipun tidak ada bahayanya. Misalnya kendaraan kita hanya untuk keperluan harian, cukup beli oli untuk pemakaian harian saja. Tidak perlu beli oli untuk spesifikasi balap.


Kalau sudah tahu spesifikasinya, tinggal memilih merek olinya. Tjahja menyarankan, pilihlah merek oli yang sudah punya nama. Alasannya, selain sudah teruji kualitasnya, akan mudah dicomplain jika ada masalah nantinya. Karena oli dengan merek terkenal biasanya mahal, jangan terkecoh. Kata Tjahja, oli yang lebih mahal kualitasnya belum tentu lebih bagus. Tetapi yang patut dicermati, jika ada oli dalam satu merek yang sama tetapi harganya berbeda, maka yang harganya lebih mahal pasti lebih bagus. Contohnya begini, sama-sama oli buatan pertamina, ada merek Mesran Super, PrimaXP dan Fastron. Dari ketiga merek itu yang paling mahal harganya Fastron. Nah, Fastron itu yang kualiatasnya lebih bagus.





Mengenal oli

Karena bisnis oli terbilang menggiurkan, apalagi merek-merek terkenal sangat laku di pasaran, ada saja orang yang nakal memalsukannya. Pemalsuannya pun sudah semakin canggih. Mata awam pun sulit untuk membedakan mana oli yang palsu mana dan oli mana yang asli. “Cara mudah untuk tidak membeli oli yang palsu, jangan membeli oli di sembarang tempat. Beli di tempat yang resmi dan terpercaya, atau di bengkel yang anda kenal betul,” anjur Tjahja. Ibaratnya membeli obat supaya tidak dapat obat palsu, ya beli di apotik.


Di dalam kemasan oli ada kode khusus yang dicantumkan. Berupa kode huruf dan angka. Tentu ada artinya. Misalnya SAE10W-50 API SL. Kode SAE sebenarnya kepanjangan dari Society of Automotive Engineer bisa dibilang ini lembaga standarisasi untuk oli. Jika dalam kemasan oli hanya tercantum SAE 50 oli ini merupakan monograde (kekentalan tunggal). Dan angka 50 menunjukkan kekentalannya yakni 50 menurut standar SAE.


Kalau terdapat kode 10W-50 oli ini artinya multigrade, artinya oli memiliki kekentalan yang berubah-ubah. Huruf W singkatan dari winter . Artinya oli ini memiliki nilai kekentalan 10 pada udara dingin dan 50 pada udara panas. Gunanya multigrade ini pada suhu dingin, kendaraan masih tetap bisa dinyalakan karena olinya tidak membeku.


Kode API SL menunjukkan tingkat mutu pelumas. API singkatan dari American Petroleum Institute yang menilai mutu pelumas. Perlu dicermati, untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas yang digunakan menggunakan kode dengan huruf S (spark artinya percikan api). Kalau pelumas untuk mesin diesel menggunakan huruf C (compression, artinya kompresi). Tingkatan mutu pelumas bisa diukur dengan semakin mendekati Z huruf yang mendampingi S atau C nya, adalah semakin tinggi mutunya. Contohnya SG lebih rendah dari SL. Misalkan anda menemui oli yang ada kodenya SJ/CF dalam satu kemasan oli, tak usah bingung. Oli ini bisa digunakan untuk mesin bensin dan juga untuk mesin diesel.


Bagi pemilik kendaraan sepeda motor, olinya juga dibedakan. Ada oli samping, dan oli untuk mesin. Paling sering disebut oli 2T dan oli 4T. Oli 2T adalah untuk campuran bensin yang berguna untuk melumasi gerakan piston untuk motor 2 tak. Sedangkan oli 4T tugasnya untuk melumasi kerja mesin, kopling dan transmisi untuk motor 4 tak sehingga kekentalannya khas. Oli 4T tidak bisa digunakan untuk campuran bensin motor 2 tak karena justru akan membuat gerakan pistonnya dan saluran mesin jadi tersumbat. Jadi perlu dicermati dan jangan sampai tertukar dalam pemakaian oli ini.



Oli mesin 4T agak berbeda dengan oli mesin mobil. Karena oli mesin motor 4T berfungsi juga membasahi kopling sehingga tetap membutuhkan adanya gesekan. Kalau dipaksa memakai oli mesin punya mobil, kopling justru bisa selip tidak ada tenaga. Supaya tidak salah dan berakibat mesin kendaraan jadi rusak, maka menjadi sangat penting untuk mencermati buku petunjuk kendaraan.



Mineral atau sintetis


Saat ini oli terbagi lagi antara oli mineral dan oli sintetis. Mengenai kualitas oli sintetis bukan berarti sama seperti kualitas kulit sintetis misalnya. Kulit asli lebih bagus kualitasnya daripada sintetis. Tetapi untuk oli justru kebalikannya. Oli sintetis malah lebih baik.


Oli mineral adalah campuran minyak bumi yang ditambah dengan zat aditif. Kalau yang sintetis, pelumas yang berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia yang dibuat di laboratorium. Daya tahan oli sintetis ini lebih baik dari yang mineral. Lebih tahan panas dan tahan lama. Makanya tidak heran oli sintetis memang lebih mahal


Kalau dilihat dari segi harga lebih murah yang mineral. Tetapi kalau kita lihat keunggulan yang ada pada oli sintetis, memakai oli sintetis bisa jadi pertimbangan. Pertama karena daya tahannya yang lebih lama, tidak usah membuat kita repot sering-sering ke bengkel. Biaya dan waktu bisa diirit.


Warna oli sekarang juga beragam. Jangan terkecoh hanya mengandalkan oli itu bening atau gelap. Tetapi perhatikan kekentalannya. Itu yang terpenting. Kalau begitu kita pilih saja oli sintetis dan bermutu tinggi saja. Tetapi pilihan ini belum tentu bijaksana. “Menggunakan oli bermutu tinggi memang baik. Tetapi kalau tidak sesuai dengan keperluannya dan petunjuk pabrik ya rasanya percuma saja. Memang tidak ada ruginya. Apalagi kalau memang untuk keperluan balap misalnya,” ujar Tjahja mengingatkan.



inbok


Tips memilih oli



  1. Lihat buku panduan kendaraan. Cermati tingkat kekentalannya SAE, kemudian API servicenya untuk mesin bensin (diikuti huruf S) atau diesel (diikuti huruf C) dan grade yang dianjurkan kendaraan anda.

  2. Pilihlah merek oli terpercaya. Ada alamat yang jelas juga customer service, jika terjadi sesuatu pada mesin kendaraan anda bisa mengajukan komplain.

  3. Jangan membeli oli karena hanya terpengaruh oleh iklan

  4. Jika bingung tak perlu malu untuk bertanya pada mekanik anda.

  5. Belilah oli ditempat yang terpercaya seperti toko khusus atau yang resmi menjual oli. Kalau di sembarang tempat dikhawatirkan banyak beredar oli palsu.

  6. Cermati kemasan oli. Pada oli palsu biasanya tidak rapi pada cetakan huruf,logo, tutup segel atau tanda pengaman lainnya.

  7. Jangan tergiur harga oli yang sangat murah.

  8. Sesuaikan dengan keperluan anda. Untuk balap atau keseharian saja.

  9. Oli sintetis lebih mahal tetapi juga lebih awet.

  10. Gantilah oli secara teratur dan ikuti anjuran pabrikan kendaraan anda.

Tidak ada komentar: