Senin, 27 Oktober 2008

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT

Sebuah Renungan

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan
merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah
lebih 32 tahun.
 Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya
melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu
terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi
lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, 
menyuapi, dan mengang katistrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkatkerja
dialetakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.Walau
istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinyatersenyum,
untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga
siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makansiang. Sorenya dia pulang 
memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani
 istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
 Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun,
 dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah
 hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal
dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ‘ Pak kami ingin sekali
merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada
sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. bahkan bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu’ . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan
kata2nya ’sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami
rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan
berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji kami
akan merawat ibu sebaik-baiksecara bergantian’.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2
mereka.’Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu, mungkin bapak akan menikah….. .tapi ketahuilah dengan adanya ibu
kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian..
sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan
apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg
masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu
yg masih sakit.
 Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil 
jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya matasuami yg
sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah
satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan
pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat
Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau
dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup
menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

‘Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian )
adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup
saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
denganhatidan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya
apalagi dia sakit,,,’

Tidak ada komentar: